KARGO.NEWS
(Foto: thinkstock)
Sebuah studi yang dilakukan di Inggris telah menemukan bahwa sejumlah suntikan kecil dari Botox ke dinding kandung kemih perempuan yang memiliki sindrom overactive bladder memiliki efek positif yang jangka panjang.
Dalam hal ini baik perempuan yang mengalami inkontinensia urine sedang sampai berat atau tidak bisa menahan pipis juga mendapatakn manfaat, karena mengurangi jumlah frekuensi ke kamar mandi hingga seperempatnya.
Hasil ini diketahui setelah peneliti menganalisis hasil tes dari 240 perempuan yang mana sekitar 122 orang mendapatkan suntikan Botox sedangkan yang 118 perempuan menerima plasebo air garam selama 6 bulan.
"Studi ini mudah-mudahan memberikan pengobatan yang jauh lebih baik untuk kondisi parah yang bisa berdampak terhadap kualitas hidup serta menimbulkan rasa malu yang besar pada perempuan," ujar penulis utama studi Dr Douglas Tincello dari Leicester University, seperti dikutip dari Telegraph, Kamis (15/3/2012).
Dr Tincello menuturkan sindrom overactive bladder merupakan masalah kesehatan yang relatif umum terjadi dan bisa mempengaruhi hingga seperlima dari perempuan berusia 40 tahun atau lebih.
Meski begitu pengobatan ini tidak bisa dilakukan secara sembarangan dan membutuhkan dosis tertentu, karena jika berlebihan memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi saluran kemih. Hasil studi ini sudah dipublikasikan dalam jurnal European Urology.
Sindrom overactive bladder adalah suatu kondisi yang mana seseorang sering buang air kecil tanpa mengenal waktu. Masalah ini banyak menimpa kaum perempuan, meski ada pula laki-laki yang mengalaminya dan diyakini berkaitan dengan gangguan prostat.
Overactive bladder juga ditandai dengan hasrat untuk buang air kecil yang tiba-tiba dan tidak tertahankan pada waktu-waktu yang tak terduga. Namun sindrom ini adalah suatu kondisi medis yang umum dan bisa diobati.
0 komentar:
Posting Komentar