"Saya sudah berkunjung ke sana. Saya sudah memberikan bantuan. Saya ingin agar masalah warga ini betul-betul tuntas, dan kemudian pelaksanannya mesti berjalan dengan baik. Paling lambat tahun 2014, masalah yang masih ada, harus benar-benar bisa diselesaikan," kata Presiden SBY, Jumat (18/5/2012).
Penegasan itu disampaikan Kepala Negara saat membuka rapat kabinet terbatas di Pendopo Gubernur NTB di Jalan Pejanggik, Kota Mataram, yang diikuti 18 Menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, termasuk juga Gubernur NTB, NTT, dan Gubernur Bali.
Agenda utama rapat kabinet adalah mengevaluasi program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Koridor V yang meliputi Bali, NTB dan NTT. Koridor V ini dihajatkan menjadi pintu gerbang pariwisata nasional dan penyangga pangan nasional.
Presiden Yudhoyono berharap negara memberikan tempat tinggal dan bantuan untuk kehidupan ekonomi bagi mereka yang ingin menjadi warga negara Indonesia, sejak Timor Timur memutuskan merdeka dari Indonesia tahun 1999.
"Mereka bisa datang sejak tahun 1999, katakanlah dengan modal yang tidak ada. Kewajiban negara dan pemerintah untuk member tempat tinggal, bantuan ekonomi, untuk mereka semua. Memang anggaran akan tidak sedikit, tapi ini jadi kewajiban kita semua," kata Presiden.
Dalam pidato pengantar tak kurang dari tujuh menit itu, Presiden SBY menegaskan, apa yang diperintahkannya itu akan dipantau realisasinya.
"Jangan sampai terhambat di tengah jalan, padahal kita sudah bahas di dalam forum ini,"katanya.
Usai memberi pengantar, rapat kabinet terbatas itu dinyatakan tertutup untuk media.
0 komentar:
Posting Komentar