KARGO.NEWS
Jakarta
Bantu Kurangi Risiko Pembunuh Nomor Wahid
Bukan rahasia umum lagi bila jantung koroner masih menjadi pembunuh nomor satu sedunia. Memprihatinkan lagi, jumlah pasien jantung koroner semakin meningkat dari tahun ke tahun. Sebagaimana diketahui, jantung koroner merupakan penyakit yang disebabkan penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah koroner, yakni pembuluh darah yang memberikan makanan pada otot jantung.
Direktur Utama RS JPDHK , dr. Hananto Andriantoro, SpJP (K), mengungkapkan pihaknya saat ini tengah mengembangkan pelayanan diagnostik invasif dan intervensi kardiovaskular pada Rumah Sakit Jejaring di seluruh Indonesia. ”Untuk pengembangan tersebut diperlukan peralatan kateterisasi yang mini dan dapat dengan mudah dipindahkan dari satu tempat ke tempat yang lainya (mobile). Diharapkan dengan adanya peralatan kateterisasi yang mini dan mobile, maka akan memudahkan opname jantung pada berbagai tempat di seluruh Rumah Sakit Jejaring di seluruh Indonesia,” papar Hananto Andriantoro.
Melihat kebutuhan ini, Bank BRI terpanggil mengurangi risiko pembunuh nomor wahid sedunia ini. Untuk membantu pasien-pasien di daerah-daerah dimana rumah sakitnya tidak memiliki alat katetrisasi jantung, Bank BRI dengan semangat Bangga BERINDONESIA, kali ini menggandeng Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RS JPDHK) Jakarta, memberikan alat kateterisasi jantung yang disebut Peralatan Mini Cath Lab merk GE OEC 9900 Elite senilai Rp.4.000.000.000,- (empat miliar rupiah). Bantuan ini merupakan upaya BRI untuk mewujudkan Bangga Berkesehatan yaitu Kebanggaan bagi masyarakat Indonesia untuk menuju kesehatan yang prima
Sejalan dengan itu, alat ini dapat dipergunakan untuk membantu program pemerintah, khususnya Departemen Kesehatan, untuk menurunkan mortalitas dan morbiditas penyakit kardiovaskular di Tanah Air. ”Membantu pemerintah untuk memberikan layanan bergerak untuk mengatasi penyakit jantung di RS Jejaring RS JPDHK di seluruh Indonesia,” terang Hananto.
Pada bagian lain, Direktur Utama Bank BRI Sofyan Basir mengharapkan agar dengan peralatan ini, pihak rumah sakit dapat tertolong untuk mengerem laju salah satu ”mesin” pembunuh nomor wahid ini. Dia menjelaskan, dana pembelian peralatan ini diambil dari anggaran Bina Lingkungan Bank BRI. Sofyan menegaskan, bantuan ini merupakan salah satu wujud nyata tanggungjawab sosial (corporate social responsibility/CSR) Bank BRI untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia. ”Program ini merupakan amanah nasabah di bank yang memiliki jaringan kerja tersebar dan terbesar di Indonesia ini” pungkas Sofyan.
Bermula dari Gaya Hidup
Sebagaimana diketahui, gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat disinyalir menjadi salah satu pemicu penyakit ini. Selain memulai gaya hidup sehat, deteksi dini terhadap penyakit ini juga diperlukan untuk mengatasi meningkatnya risiko serangan jantung.
Saat ini beberapa metode pemeriksaan untuk mendeteksi penyakit jantung koroner bisa dilakukan. Pemeriksaan dilakukan dengan mendeteksi adanya sumbatan di pembuluh darah koroner. Pemeriksaan ini bisa dilakukan dengan berbagai alat. Mulai alat yang sederhana seperti EKG (Elektrokardiogram) dantreadmill sampai alat yang canggih yaitu MS-CT dan pemeriksaan gold-standard yaitu kateterisasi jantung.
Kateterisasi jantung atau arteriografi koroner merupakan suatu prosedur medis yang dilaksanakan dengan tujuan mendeteksi, mencari atau mengobati penyakit jantung. Sebuah selang yang panjang, tipis, dan fleksibel, disebut juga kateter, dimasukkan ke dalam tubuh melalui pembuluh darah besar melalui lengan, paha bagian atas, atau leher. Secara perlahan kateter dimasukkan menuju ke jantung.
Dengan semakin meningkatnya teknologi kedokteran, khususnya di bidang subspesialis jantung (Kateterisasi dan Intervensi), maka saat ini telah tersedia peralatan yang sangat canggih. Dengan peralatan mutakhir yang dioperasikan oleh Spesialis Jantung yang terlatih dan berpengalaman dan didukung oleh Rumah Sakit yang memiliki fasilitas pendukung yang lengkap, maka tindakan kateterisasi dapat dianggap tidak berisiko, terbukti aman, dan jarang menimbulkan komplikasi.
BRI Peduli – Bangga BerIndonesia – Bangga BerKesehatan
Bantu Kurangi Risiko Pembunuh Nomor Wahid
Bukan rahasia umum lagi bila jantung koroner masih menjadi pembunuh nomor satu sedunia. Memprihatinkan lagi, jumlah pasien jantung koroner semakin meningkat dari tahun ke tahun. Sebagaimana diketahui, jantung koroner merupakan penyakit yang disebabkan penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah koroner, yakni pembuluh darah yang memberikan makanan pada otot jantung.
Direktur Utama RS JPDHK , dr. Hananto Andriantoro, SpJP (K), mengungkapkan pihaknya saat ini tengah mengembangkan pelayanan diagnostik invasif dan intervensi kardiovaskular pada Rumah Sakit Jejaring di seluruh Indonesia. ”Untuk pengembangan tersebut diperlukan peralatan kateterisasi yang mini dan dapat dengan mudah dipindahkan dari satu tempat ke tempat yang lainya (mobile). Diharapkan dengan adanya peralatan kateterisasi yang mini dan mobile, maka akan memudahkan opname jantung pada berbagai tempat di seluruh Rumah Sakit Jejaring di seluruh Indonesia,” papar Hananto Andriantoro.
Melihat kebutuhan ini, Bank BRI terpanggil mengurangi risiko pembunuh nomor wahid sedunia ini. Untuk membantu pasien-pasien di daerah-daerah dimana rumah sakitnya tidak memiliki alat katetrisasi jantung, Bank BRI dengan semangat Bangga BERINDONESIA, kali ini menggandeng Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RS JPDHK) Jakarta, memberikan alat kateterisasi jantung yang disebut Peralatan Mini Cath Lab merk GE OEC 9900 Elite senilai Rp.4.000.000.000,- (empat miliar rupiah). Bantuan ini merupakan upaya BRI untuk mewujudkan Bangga Berkesehatan yaitu Kebanggaan bagi masyarakat Indonesia untuk menuju kesehatan yang prima
Sejalan dengan itu, alat ini dapat dipergunakan untuk membantu program pemerintah, khususnya Departemen Kesehatan, untuk menurunkan mortalitas dan morbiditas penyakit kardiovaskular di Tanah Air. ”Membantu pemerintah untuk memberikan layanan bergerak untuk mengatasi penyakit jantung di RS Jejaring RS JPDHK di seluruh Indonesia,” terang Hananto.
Pada bagian lain, Direktur Utama Bank BRI Sofyan Basir mengharapkan agar dengan peralatan ini, pihak rumah sakit dapat tertolong untuk mengerem laju salah satu ”mesin” pembunuh nomor wahid ini. Dia menjelaskan, dana pembelian peralatan ini diambil dari anggaran Bina Lingkungan Bank BRI. Sofyan menegaskan, bantuan ini merupakan salah satu wujud nyata tanggungjawab sosial (corporate social responsibility/CSR) Bank BRI untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia. ”Program ini merupakan amanah nasabah di bank yang memiliki jaringan kerja tersebar dan terbesar di Indonesia ini” pungkas Sofyan.
Bermula dari Gaya Hidup
Sebagaimana diketahui, gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat disinyalir menjadi salah satu pemicu penyakit ini. Selain memulai gaya hidup sehat, deteksi dini terhadap penyakit ini juga diperlukan untuk mengatasi meningkatnya risiko serangan jantung.
Saat ini beberapa metode pemeriksaan untuk mendeteksi penyakit jantung koroner bisa dilakukan. Pemeriksaan dilakukan dengan mendeteksi adanya sumbatan di pembuluh darah koroner. Pemeriksaan ini bisa dilakukan dengan berbagai alat. Mulai alat yang sederhana seperti EKG (Elektrokardiogram) dantreadmill sampai alat yang canggih yaitu MS-CT dan pemeriksaan gold-standard yaitu kateterisasi jantung.
Kateterisasi jantung atau arteriografi koroner merupakan suatu prosedur medis yang dilaksanakan dengan tujuan mendeteksi, mencari atau mengobati penyakit jantung. Sebuah selang yang panjang, tipis, dan fleksibel, disebut juga kateter, dimasukkan ke dalam tubuh melalui pembuluh darah besar melalui lengan, paha bagian atas, atau leher. Secara perlahan kateter dimasukkan menuju ke jantung.
Dengan semakin meningkatnya teknologi kedokteran, khususnya di bidang subspesialis jantung (Kateterisasi dan Intervensi), maka saat ini telah tersedia peralatan yang sangat canggih. Dengan peralatan mutakhir yang dioperasikan oleh Spesialis Jantung yang terlatih dan berpengalaman dan didukung oleh Rumah Sakit yang memiliki fasilitas pendukung yang lengkap, maka tindakan kateterisasi dapat dianggap tidak berisiko, terbukti aman, dan jarang menimbulkan komplikasi.
BRI Peduli – Bangga BerIndonesia – Bangga BerKesehatan
0 komentar:
Posting Komentar