Selasa, 03 April 2012

Strategis, Pasar Malam Indonesia Harus Berkelanjutan

seputardepok-Jakarta - Pasar Malam Indonesia (PMI) 2012 (29/3 - 1/4/2012) di alun-alun Malieveld, Den Haag, baru saja berakhir, menghasilkan trial order 19,8 juta euro dan penjualan ritel sebesar 500 ribu euro, dengan total pengunjung lebih dari 25 ribu orang.

PMI ini beda dari dan bukan Tong Tong Fair (TTF). TTF diselenggarakan oleh swasta Belanda dengan peserta negara-negara Asia. Sebaliknya PMI sepenuhnya diselenggarakan oleh Indonesia c.q KBRI Den Haag bekerjasama dengan kementerian terkait, pemerintah daerah dan swasta, dengan fokus untuk promosi, transaksi perdagangan, pariwisata dan investasi, serta memelihara pengaruh budaya Indonesia di Belanda.

Bermula dari keprihatinan melihat posisi Indonesia yang semakin termarjinalkan di TTF dengan masuknya bermacam-macam negara. Masyarakat Belanda, Indo, juga warga Indonesia, rata-rata merindukan Pasar Malam asli Indonesia, dengan suasana khas Indonesia. Dari situlah kemudian PMI direalisasikan atas prakarsa Dubes J.E. Habibie (2010).

Kini di edisi tahun ke-3, PMI tumbuh menjadi institusi otentik masyarakat Indonesia-Belanda di bidang sosial- budaya-ekonomi. Di tingkah aroma berbagai macam masakan, asap sate dan kerumunan publik, detikFinance mewawancarai Duta Besar RI Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Retno Lestari Priansari Marsudi. Berikut ini petikannya.

Pukul 18.00 hari terakhir PMI masih padat pengunjung...

Saya sebagai pendatang baru di sini, baru dua bulan, cukup surprised dengan animo masyarakat Belanda terhadap PMI. Sebagai informasi dapat saya sampaikan bahwa pada hari pertama ada sekitar 4.000 pengunjung, hari kedua naik jadi 6.000, hari ketiga 9.000 dan sekarang dengan kondisi kepadatan pengunjung seperti ini saya yakin juga akan mencapai 9000, sehingga kalau dihitung total pungunjung PMI lebih dari 25.000 orang.

Orang-orang bule Belanda, dewasa sampai anak-anak makan nasi rames, bakmi, gado- gado, pisang goreng, minum cendol. Apa artinya ini?

Kita melihat PMI ini sebagai salah satu upaya kita untuk memberikan makna terhadap hubungan khusus Indonesia- Belanda. Mengapa? Karena aspek interaksi people to people-nya. PMI ini tempat kita dan masyarakat Belanda saling berinteraksi satu sama lain. Saya dari waktu ke waktu setiap jam berkeliling dan memperhatikan setiap orang baik orang Belanda maupun Indonesia dan orang Indonesia yang sudah jadi warga negara Belanda, mereka intens berinteraksi satu sama lain.

Kemudian dari segi promosi budaya. Budaya merupakan sesuatu yang berkembang, tidak statis tapi dinamis. Kalau ini tidak terus-menerus dipelihara maka lama-lama juga bisa terkikis hilang.Kita juga mengupdate mereka dari waktu ke waktu dengan budaya kita yang sifatnya lebih kontemporer, sebab mereka pada masa lalu umumnya hanya tahu budaya Indonesia dari beberapa jenis terbatas masa itu.

Dari aspek keekonomian, Pasar Malam ini baik langsung maupun tidak langsung juga mendatangkan keuntungan ekonomi. Restoran-restoran yang berpartisipasi merupakan salah satu hal yang menjadi perhatian utama. Bumbu-bumbu restoran itu mengambil dari Indonesia. Jadi hitungan dari satu angle saja sudah jelas bahwa itu mendatangkan arti keekonomian bagi Indonesia.

Berapa perolehan dari penjualan ritel yang umumnya diikuti oleh partisipan UKM dan dari skala besar apakah sudah ada order atau semacam trial order?

Untuk ritel dari pemantauan sampai kemarin siang saya mendapatkan laporan sudah hampir EUR 500 ribu. Memang ada satu kendala bahwa ternyata antusiasme yang sedemikian besar di luar perhitungan para partisipan dari tanah air, sehingga pada hari kedua barang-barang ritel yang mereka jual sudah hampir habis. Pada hari terakhir ini tinggal sedikit saja dari barang-barang yang mereka jual.Nah, untuk trial order yang level besar, menurut perhitungan Atase Perdagangan tercatat ada EUR19,8 juta.

Dari capaian- capaian itu apa penilaian Anda sebagai pendatang baru terhadap PMI ini?

PMI ini merupakan suatu kombinasi antara memanfaatkan memori tempo doeloe, menampilkan informasi mengenai Indonesia terkini, sekaligus ajang promosi efektif untuk pariwisata, perdagangan dan investasi.

Untuk pariwisata, kita bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Mereka di PMI ini menawarkan paket-paket menarik untuk berwisata ke Indonesia. Selain itu kemarin saya juga berbicara dengan teman-teman dari Garuda Indonesia, yang selama PMI ini juga merancang paket-paket khusus yang lebih murah untuk menjaring calon penumpang ke Indonesia.

Aspek lain adalah menampilkan Indonesia terkini. Jadi di sini ada anjungan dari Kementerian Kominfo dan dari berbagai pemerintah daerah yang memberikan informasi mengenai Indonesia terkini plus misalnya kita berkoordinasi dan bekerjasama dengan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Chapter Belanda dimana mereka juga menampilkan desain arsitektur Indonesia terkini, plus beberapa instalasi yang mereka pasang.

(Catatan: Sebagian masyarakat Belanda memang masih mengira Indonesia belum berkembang. Update Indonesia terkini termasuk dari IAI dan penampilan grup band seperti G-Pluck cukup efektif membuka mata dan menyingkirkan stereotip kurang positif.)

Pertanyaan penting yang juga mewakili masyarakat, kelanjutan PMI ke depan bagaimana?

Kita semua di KBRI merencanakan akan berupaya keras agar event PMI ini dapat terselenggara kembali tahun depan. Tentunya kami tidak akan mampu kalau event ini hanya disangga oleh KBRI. Oleh karena itu kami menghimbau dan mengharapkan bantuan dan kerjasama dari semua pihak di tanah air untuk membantu pelaksanaan PMI tahun depan dan tahun-tahun selanjutnya. Sebab menurut saya akan sayang sekali kalau eksistensi Indonesia di Belanda dari waktu ke waktu terkikis. Kita harus memelihara eksistensi kita, keberadaan dan pengaruh budaya kita di Belanda, pengaruh makanan kita di Belanda, dan yang tidak kecil artinya adalah manfaat peningkatan ekonomi kita.

Jadi saya berharap PMI dapat diselenggarakan setiap tahun sekali, tahun depan dan tahun-tahun berikutnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More