"Itu cerita peristiwa yang punya muatan ingatan yang tinggi. Dan tertanam di sensor anak dengan kuat dan ada efek psikologis di kemudian hari," ujar Reni di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (12/4/2012).
Reni menilai dengan membaca buku itu, anak akan mengingat peristiwa yang diceritakan tersebut. Dampak psikologisnya bisa saja si anak akan mempraktikkannya pada kemudian hari saat dia besar.
"Soal pengkhianatan, pemaksaan orang tua terhadap istrinya dengan cara mensiasati, itu berbahaya sekali untuk anak," ungkap anggota Fraksi PPP ini.
Reni sendiri mengaku akan mencari buku tersebut untuk dilihatnya secara langsung. Kemudian pada saat raker dengan Mendikbud di Komisi X, Reni akan menyampaikan mengenai beredarnya buku tersebut.
"Saya akan cari buku itu, di raker akan saya sampaikan kepada pak menteri. Jangan dianggap remeh, itu buku pengayaan harusnya tidak lolos. Kalau dibiarkan bisa terjadi hal yang serupa," paparnya.
Reni juga menilai, lolosnya buku itu menunjukan lemahnya pengawasan Dinas Pendidikan DKI Jakarta. "Sangat disesalkan dan berbahaya. Tidak ada korelasinya dengan pendidikan anak. Ini menunjukan lemahnya pengawasan Dinas Pendidikan DKI," ujar Reni.
Reni menilai pengarang buku tersebut tidak punya kompetensi di bidangnya yang seharusnya memuat cerita yang edukatif.
"Dulu buku tentang Presiden SBY saja kita protes, karena ini bertentangan dengan nilai-nilai pendidikan anak," papar anggota Fraksi PPP ini.
Reni mengatakan Kepala Dinas Pendidikan DKI harus memanggil pihak sekolah dan penerbit. Kemudian buku tersebut harus ditarik dari peredarannya.
"Kalau dibiarkan bisa menyesatkan," ungkapnya.
0 komentar:
Posting Komentar