Jumat, 24 Februari 2012

Siswa SMP di Samarinda Tewas Dibunuh Seorang Gay

BeritaGrogol A (13), siswa kelas I sebuah SMP di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), ditemukan tewas mengenaskan. Jasad A ditemukan di rumah Kusno (38) di Jl Lumba-lumba, Selili, Samarinda Ilir. A diduga dibunuh Kusno yang merupakan penyuka sesama jenis.

Jasad A ditemukan di belakang rumah Kusno pada Kamis (23/2) malam. A diketahui hilang sejak 5 Februari lalu. Ayah korban sudah berupaya melakukan pencarian, namun tidak kunjung berhasil. Hingga akhirnya A ditemukan tidak bernyawa di kediaman Kusno.

"Anak saya memang senang lari-lari sore di kawasan Stadion Segiri setiap akhir pekan bersama teman-temannya. Saya dan istri saya tidak menaruh curigia. Tapi waktu itu, anak saya tidak pulang ke rumah, sampai saya melaporkannya ke kepolisian," kata ayah korban, kepada wartawan di ruang jenazah RSUD Abdul Wahab Syahranie, Jl Palang Merah, Samarinda, Jumat (24/02/2012) sore WITA.

Dari teman-teman sepermainan serta teman di sekolahnya, diperoleh petunjuk bahwa A sering terlihat bersama Kusno. Setelah diselidiki, akhirnya sang ayah mengetahui tempat tinggal Kusno.

"Saya menanyakan juga ke tetangga-tetangganya, kalau beberapa kali terlihat anak usia SMP datang ke rumah Kusno. Tapi tetangganya itu tidak berani menanyakan siapa yang dibawanya tu," ujar ayah korban.

Menurut ayah korban, setelah mengetahui Kusno tidak berada di rumahnya, entah bagaimana telepon selular istrinya menerima pesan singkat (SMS) dari sebuah nomor yang tidak disimpan sebelumnya di memori buku telepon. Isi dari pesan singkat itu cukup mengejutkan.

"Di sms tertulis anak saya, saya sedang berada di Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya. Padahal belakangan tahu bahwa yang mengirim itu adalah Kusno setelah melihat nomor istri saya dari hp anak saya," tambahnya.

Kontan ayah korban bertolak ke Surabaya Jawa Timur, sambil terus menghubungi nomor telepon selular sang pengirim sms itu. Selain di Surabaya, pencarian A bahkan sampai ke Sidoarjo, namun pencarian itu tidak membuahkan hasil.

"Saya tanya di telepon waktu itu, kebetulan diangkat oleh Kusno. Kusno bilang kalau A dia tinggal di pelabuhan Tanjung Perak. Tapi setelah saya cari-cari memang tidak ada. Akhirnya saya kembali pulang ke Samarinda," terang ayah korban.

Pada Kamis (23/02/2012) malam kemarin, tetangga Kusno memberitahukan bahwa Kusno sudah kembali berada di rumahnya, di Jl Lumba-lumba. Mengetahui itu, orang tua dan keluarga A, bergegas mendatangi rumah Kusno, meski dengan cara mendobrak pintu rumahnya lantaran terkunci dari dalam.

"Waktu itu saya dan keluarga tanya baik-baik, di mana anak saya. Dia masih bersikeras bilang dia tinggal di Tanjung Perak. Karena saya terus menaruh curiga, akhirnya saya bawa dia ke kantor polisi dan di kantor polisi akhirnya dia mengaku kalau anak saya dia bunuh dan mayatnya ada di belakang rumahnya," jelas ayah korban.

Setelah mendapat pengakuan itu, polisi akhirnya mencari jenazah A. Ternyata, aparat kepolisian menemukan jenazah seorang anak laki-laki dalam kondisi mengenaskan.

"Jumat dinihari tadi, jenazah anak saya dibawa ke kamar jenazah ini. Sedangkan Kusno, ditahan di kantor polisi (Polsubsektor Mulawarman)," ujar ayah korban.

Pengamatan detikom di Kamar Jenazah RSUD AW Syahranie, kondisi jenazah A memang mengenaskan. Selain menimbulkan bau busuk, di bagian kepalanya, menyisakan tengkorak. Hanya sebagian daging saja yang masih tersisa di bagian kedua tangannya, badan dan kedua kakinya. Sesuai permintaan keluarga, dokter forensik melakukan otopsi terhadap jenazah A.

Di temui di tempat yang sama, Kanit Reskrim Polsekta Samarinda Ilir Ipda Agus Setyo membenarkan penemuan jenazah A, yang diduga kuat tewas dibunuh oleh Kusno. Dalam penyidikan kepolisian, diketahui korban A merupakan teman kencan Kusno yang tewas dibunuh pada 5 Februari 2012 lalu sekitar pukul 11.30 WITA siang hari.

"Dari keterangan dia (Kusno), korban adalah teman kencannya. Dia membunuh A dengan memukulkan balok sebanyak 5 kali ke bagian pipi dan rahang sebelah kanan. Kemudian jenazahnya hanya diletakan di belakang rumahnya tanpa dikubur tapi ditutupi oleh papan dan seng," kata Agus.

"Habis berkencan, pelaku memberikan uang Rp 20.000. Tapi ditolak korban karena meminta uang Rp 61.000 sehingga akhirnya pelaku nekat menghabisi nyawa teman kencannya itu. Dugaan sementara, pelaku adalah seorang gay," ujar Agus.

Masih dari keterangan pelaku, hubungan sesama jenis yang dilakukannya bersama korban sudah berlangsung beberapa bulan terakhir ini, di dalam rumahnya setiap akhir pekan, dengan iming-iming memberikan uang usai berkencan dengan cara oral seks.

"Pelaku kami tetapkan sebagai tersangka dengan berlapis pasal 338 dan UU No 23 Tahun 2002. Dengan ancaman 12 tahun penjara," tutup Agus.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More