Kamis, 23 Februari 2012

250 Siswa SD Se-Jabodetabek Kuliah di Kampus UI Depok

BeritaGrogol | Pelajar dari 50 SD Se jabodetabek berkunjung ke Universitas Indonesia (UI) bekerja sama dengan DAAD Jakarta mengajak 250 siswa–siswi Sekolah Dasar (SD) berkuliah di kampus Jaket Kuning tersebut.
Pelajar dari 50 SD se-Jabodetabek ini merupakan peserta program Kinder Uni (pengenalan sains untuk sekolah dasar), yang diampu para profesor atau guru besar UI selama satu bulan. Setiap sekolah mengirimkan empat siswanya dan satu guru pendamping.
Di antaranya sekolah yang berpatrisipasi adalah SD BPK Penabur, SD High Scope,  SDN Depok, SD Beji 4 Depok, SD Regina Pacis, SD Santa Ursula, SD Daarul Quran Internasional, SDN Gunung Gede, SDN Dewi Sartika, SDN Kebun Jeruk, dan SDIT Bina Insan Kami.
Kepala Deputi Sekretariat Pimpinan UI Devie Rahmawati mengatakan, dalam kegiatan yang berlangsung setiap Sabtu ini, para profesor diuji kemampuannya untuk memaparkan konsep sains secara sederhana yang dapat mudah dipahami oleh para siswa kelas 4–6 SD tersebut.
“Tema yang akan dibawakan antara lain Mengapa terjadi Gempa; Apa itu Uang dan Peranannya; Tantangan Masa Depan Umat Manusia; Mengapa kita perlu makan dan minum; serta Daerah Aliran Sungai. Kegiatan dikemas semenarik mungkin, sehingga anak-anak akan terpancing untuk aktif mengajukan pertanyaan sesuai dengan topik yang diberikan,”
Devie menjelaskan, program Kinder Uni yang dimulai pada 2002 di Universitas Tubingen, Jerman, merupakan program kuliah dari profesor untuk anak-anak. Para ilmuwan yang akan menjadi pengajar Kinder Uni di UI diantaranya Lepi Tamidi (FE UI), Asmarinah (FK UI), Gumilar Rusliwa Somantri (FISIP UI), Hengky Ashadi (FT UI), dan Emil Budianto (FMIPA UI).
“Para professor diminta menjelaskan kepada anak-anak hal-hal yang dianggap sederhana. Dalam kegiatan ini, enam siswa peserta jurnalis cilik (siswa SD) yang pernah memperoleh pelatihan jurnalistik oleh para dosen dan wartawan di UI, bertugas untuk melakukan peliputan dan nanti akan dipublikasikan di berbagai media,” paparnya.
Proyek percontohan ini, kata Devie, digelar untuk meningkatkan rasa ingin tahu dan ketertarikan akan berbagai macam bidang ilmu di tahap awal pembelajaran anak-anak. Sekaligus, memperkenalkan universitas kepada anak-anak sebagai tempat belajar mereka kelak di masa depan. Dengan tradisi oral yang kuat di negeri ini, lanjutnya, perlu ada terobosan untuk merangsang budaya akademik membaca, menulis dan berdiskusi yang produktif kepada generasi muda.
“Kampus harus dicitrakan sebagai tempat yang menyenangkan dan dapat menggantungkan masa depan mereka. Sebuah pekerjaan yang mulia dan menarik, semoga kelak, para generasi muda Indonesia, banyak yang ingin menempuh karir sebagai guru besar, untuk memberikan kontribusi bagi kemajuan dan pengembangan kehidupan berbangsa dan bernegara,”

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More